Dalam berbagai perbincangan saya dengan Profesor Abdul Hadi WM di berbagai kesempatan, benang merah yang bisa ditarik dari peringkat-peringkat keindahan dalam puisi profetik bisa kita temukan dalam Kimiya-i Sa’adah karangan Imam al-Ghazali, al-Futuhat al-Makkiyah karangan Ibnu ‘Arabi, dan Mathnawi al-Ma’nawi karangan Jalaluddin Rumi.
Walhasil, kesadaran yang dijangkarkan oleh Abdul Nur Adnan dalam lautan puisi adalah prasasti profetik, bahwa kemudian akan muncul semacam legacy bagi kepenyairan dan kreatifitasnya, serta mewakafkan pandangan hidup dengan keindahannya bagi anak-cucu di kemudian hari, tentu semua itu bagian dari pergumulan iman-ilmu-amal seorang Abdul Nur Adnan yang tercatat dalam Ensiklopedia Ilahi.
Saya sangat terharu ketika mendengar dari bisikan hati sang penyair bahwa kumpulan puisi ini utamanya ditujukan kepada Almarhumah istrinya, seorang bidadari yang telah mendampingi sepanjang hidupnya dalam segala mawaddah, rahmat dan berkahNya, perempuan penuh pesona bernama Bidayah
Endorsement Tokoh
“Saya sudah mengenal dan membaca karya-karya sastra Abdul Nur Adnan sejak beberapa dasawarsa silam. Sebagai Sarjana Hubungan Internasional dari UGM dan bertahun-tahun berkecimpung di dunia jurnalis di VOA, apa yang ditulisnya dalam bentuk puisi merupakan pencapaian estetik sebagai penggambaran jiwa dari perjalanan hidupnya yang padat makna, dari Solo, Jogja hingga Amerika yang penuh pesan moral yang nikmat untuk dibaca.”
Taufiq Ismail, Penyair Angkatan 66
Karya-karya Abdul Nur Adnan dalam buku kumpulan puisi ini merupakan rekaman seorang penyair dari Timur (Indonesia) yang penuh kearifan di belantara Barat (Amerika), yang tentu berbeda atmosfir tradisi dan budayanya, dimana dunia Timur cenderung penuh kontemplasi dan perasaan, sementara dunia Barat lebih banyak pada kesibukan pragmatis.
Abdul Nur Adnan mampu mengendalikan jiwanya dan menandai berbagai peristiwa yang dialami sepanjang perjalanan hidupnya dengan kesaksian ruhaniah, yaitu membaca fenomena sosial-politik-budaya di Barat lalu mengemasnya dalam puisi profetik penuh energi kemanusiaan _ala_ Timur.
Prof. Dr. Abdul Hadi WM
Penyair dan Guru Besar Universitas Paramadina
Membaca beberapa puisi yang ditulis oleh Abdul Nur Adnan dalam buku ini saya menemukan jejak-jejak religious dan kefasihan dalam merangkai keindahan, sehingga saya berkesimpulan bahwa selain sebagai penyair, Abdul Nur Adnan adalah seorang ulama yang berpikiran luas dan menjalankan moderasi beragama dalam hidupnya.
KH. D. Zawawi Imron
Penyair “Celurit Emas” dari Madura